Fenomena demografi Sandwich Generation saat ini mendapatkan perhatian khusus, dengan rasio ketergantungan tiap 100 orang usia produktif harus menanggung biaya hidup 44 orang usia tidak produktif. Menanggapi hal ini, Dr. Paksi C. K. Walandouw membagikan pandangannya kepada Prakarsa Indonesia.
Dilansir dari Prakarsa Indonesia, fenomena Sandwich Generation adalah kondisi ketika generasi usia produktif berada pada posisi “terhimpit” untuk membiayai generasi di atas dan generasi di bawahnya.
Wakil Kepala Lembaga Demografi FEB UI, Dr. Paksi C. K. Walandouw menyampaikan bahwa fenomena Sandwich Generation merupakan sebuah keniscayaan. Jika menyoroti aspek social insurance, hal ini berkaitan dengan karakteristik masyarakat Indonesia yang memiliki rasa tanggung jawab terhadap keluarga.
Mengutip pernyataan Dr. Paksi, “tidak hanya individu yang menikah saja, tetapi kita melihat bahwa ini (pernikahan) adalah dua keluarga yang menyatu”. Menurut pandangannya, hal ini menjadi salah satu keunggulan Indonesia, karena ketika belum memiliki insurance terdapat extended family yang bisa membantu. Memang benar untuk ke depannya harus memiliki insurance, tetapi jangan sampai hal ini menghilangkan nilai-nilai kekeluargaan yang sudah ada di Indonesia.
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai Sandwich Generation dan perspektif yang disampaikan oleh Dr. Paksi terkait fenomena ini, saksikan selengkapnya pada kanal YouTube Prakarsa ID (bit.ly/SandwichGeneration_PrakarsaID)
Untuk keterangan lebih lanjut, silakan menghubungi narahabung:
Finda Prafianti, S.Sos.
Corporate Secretary Lembaga Demografi FEB UI
corsec@ldfebui.org
08119692610